Ada banyak obat penambah darah di apotek yang ampuh menangani kondisi kekurangan darah dan dapat dibeli dengan bebas. Namun, konsumsi obat ini harus disesuaikan dengan penyebab kekurangan darah agar dapat memberikan efek yang optimal.
Kurang darah atau anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah, sehingga oksigen tidak dapat diedarkan ke seluruh tubuh dengan maksimal. Kondisi ini berbeda dengan darah rendah dan bukan pula disebabkan oleh darah rendah.
Tubuh bisa mengalami defisiensi sel darah merah karena ada gangguan pada proses pembentukan sel darah tersebut. Selain itu, kekurangan sel darah merah juga bisa disebabkan oleh kekurangan nutrisi, perdarahan, dan proses penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Karena kekurangan darah bisa disebabkan oleh hal yang berbeda, konsumsi obat kurang darah di apotek pun harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika tidak sesuai, konsumsi obat tersebut tidak akan efektif untuk mengatasi gejala kekurangan darah, seperti lemas dan kelelahan, yang sering dirasakan oleh penderita anemia.
Obat Penambah Darah di Apotek
Obat penambah darah di apotek memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Ada obat yang membantu pembentukan sel darah merah, ada juga obat yang meningkatkan penyerapan zat besi yang diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah.
Berikut adalah obat penambah darah di apotek yang bisa dikonsumsi:
1. Suplemen zat besi
Suplemen zat besi adalah obat penambah darah di apotek yang bekerja dengan cara meningkatkan kadar zat besi di dalam tubuh. Zat besi merupakan nutrisi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Dengan meningkatkan kadar zat besi, produksi sel darah merah pun dapat berjalan dengan normal sehingga anemia defisiensi zat besi bisa teratasi.
Obat penambah darah di apotek berupa suplemen zat besi tersedia dalam bentuk tablet maupun sirup yang harus dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, atau setidaknya 1–2 jam sebelum makan. Untuk meningkatkan efektivitasnya, konsumsilah suplemen zat besi bersama dengan suplemen vitamin C.
Pada sebagian orang, suplemen zat besi dapat menimbulkan efek samping, seperti konstipasi, mual, dan tinja yang berwarna hitam. Namun, kondisi tersebut hanya terjadi sementara hingga tubuh terbiasa dengan suplemen zat besi.
Untuk meringankan konstipasi yang merupakan efek samping dari konsumsi obat penambah darah di apotek ini, Anda bisa mengonsumsi makanan berserat, air putih yang banyak, maupun obat pelancar BAB.
2. Suplemen vitamin B12
Selain zat besi, vitamin B12 juga diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah yang sehat. Apabila kekurangan vitamin B12, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup sel darah merah, sehingga menyebabkan kurang darah atau anemia defisiensi vitamin B12.
Karena tubuh tidak dapat memproduksi sendiri vitamin B1, satu-satunya penanganan untuk kondisi kurang darah ini adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B12 maupun suplemen vitamin B12.
Obat penambah darah di apotek ini tersedia dalam bentuk tablet yang sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan perut kosong, setidaknya 2 jam setelah makan atau 30 menit sebelum makan. Meski jarang menimbulkan efek samping, konsumsi suplemen vitamin B12 dosis tinggi pada ibu hamil sering dikaitkan dengan kejadian autis pada anak yang dilahirkan nanti.
3. Suplemen asam folat
Asam folat atau vitamin B9 juga dibutuhkan oleh tubuh dalam proses pembentukan sel darah merah, sehingga kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan produksi sel darah merah terganggu. Kondisi ini dikenal dengan anemia defisiensi folat.
Untuk mengatasi kondisi ini, Anda bisa mengonsumsi suplemen asam folat yang tersedia dalam bentuk tablet atau sirup sebelum maupun setelah makan, selama 2–3 bulan.
Obat penambah darah di apotek yang satu ini terbilang jarang menimbulkan efek samping. Namun, jika muncul, beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan dari konsumsi suplemen asam folat adalah mual, tidak nafsu makan, dan perut kembung.
4. Suplemen vitamin C
Suplemen vitamin C merupakan obat penambah darah di apotek yang berfungsi meningkatkan penyerapan zat besi yang diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah. Oleh karena itu, suplemen ini sering kali direkomendasikan untuk dikonsumsi bersama dengan suplemen zat besi.
Untuk mendapatkan manfaat vitamin C dalam mencegah atau menangani kekurangan darah, konsumsilah suplemen vitamin C berbentuk tablet, tablet kunyah, maupun effervescent (tablet larut air) setelah makan, sesuai dosis yang tertera pada kemasan.
Suplemen vitamin C umumnya tidak menimbulkan efek samping, kecuali jika dikonsumsi melebihi dosis yang disarankan. Sakit perut, diare, dan kembung merupakan beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat konsumsi vitamin C dalam dosis tinggi.
Selain dengan mengonsumsi obat penambah darah di apotek, Anda juga disarankan mengonsumsi berbagai makanan penambah darah untuk menangani anemia. Selain itu, batasilah konsumsi minuman berkafein, seperti teh dan kopi, yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
Umumnya kondisi kurang darah sudah bisa teratasi dengan perubahan pola makan. Bila perubahan pola makan belum menunjukkan perubahan, konsumsi obat penambah darah di apotek bisa dijadikan pilihan. Namun, pastikan untuk melakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat penambah darah supaya obat yang dikonsumsi sesuai dengan kondisi Anda dan memberikan hasil yang optimal.