Hamil kebo adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kehamilan tanpa gejala yang dialami oleh ibu hamil. Kehamilan ini kerap dianggap sebagai “keberuntungan” karena ibu tidak merasakan keluhan apa pun saat hamil. Namun, sebenarnya, ada risiko yang dapat terjadi dibalik hamil kebo.
Kehamilan kerap disertai dengan perubahan pada hidup seorang wanita, baik dari segi fisik, mental, maupun hormonal. Berbagai perubahan ini akan menyebabkan keluhan yang juga dikenal sebagai gejala kehamilan, seperti morning sickness, nyeri payudara, sakit perut, kelelahan, dan sering kencing.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa setiap kehamilan bersifat unik dan tiap wanita memiliki tantangan yang berbeda dalam menjalaninya. Salah satu kehamilan unik yang dapat dijumpai adalah hamil kebo.
Penyebab Hamil Kebo
Sebenarnya, masih tergolong normal jika wanita tidak merasakan atau menyadari gejala kehamilan di usia kehamilan 4–6 minggu. Namun, tidak adanya gejala kehamilan pada hamil kebo akan dialami sampai lebih dari usia kehamilan 6 minggu.
Dalam dunia medis, hamil kebo dikenal dengan istilah cryptic pregnancy (kehamilan samar). Cryptic pregnancy membuat wanita tidak sadar bahwa dirinya sedang hamil sampai menjelang akhir masa kehamilan, bahkan tiba-tiba melahirkan.
Belum dapat dipastikan mengapa wanita bisa mengalami hamil kebo. Namun, ada beberapa faktor yang dicurigai menyebabkan wanita tidak merasakan gejala hamil, yaitu:
1. Gejala yang disalahartikan
Gejala kehamilan sering kali disalahartikan sebagai keluhan kesehatan fisik atau gejala premenstrual syndrome (PMS). PMS dan tanda kehamilan memang mirip, tetapi sebenarnya dapat dibedakan dari intensitas atau tingkat keparahannya.
Alasan inilah yang membuat seorang wanita mengalami hamil kebo, padahal sebenarnya ia sedang menyalahartikan gejala kehamilan yang tengah dirasakannya.
2. Siklus haid yang tidak teratur
Hamil kebo bisa dialami oleh wanita dengan siklus haid yang tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini sering kali kesulitan menyadari bahwa ia telah telat haid, yang mana tanda ini merupakan gejala umum kehamilan.
Memiliki siklus yang tidak pasti juga membuat wanita lebih sulit menentukan masa subur. Oleh karena itu, wanita dengan kondisi ini sering kali tidak bisa memprediksikan waktu aman untuk berhubungan intim tanpa risiko terjadinya kehamilan.
3. Belum berencana untuk hamil
Wanita yang menunda kehamilan karena suatu alasan, misalnya menderita kondisi kesehatan fisik atau mental tertentu, mengonsumsi obat-obatan, atau merasa butuh waktu lebih untuk membekali diri sebelum menjadi ibu, umumnya dapat mengalami hamil kebo.
Hal ini bisa terjadi karena wanita yang menunda kehamilan kurang sensitif terhadap gejala dan perubahan tubuh akibat kehamilan serta tidak mencari tahu dengan saksama bagaimana gejala kehamilan itu terjadi. Secara psikologis, wanita yang menunda kehamilan juga biasanya akan menyangkal gejala kehamilan yang dialami.
4. Polycystic ovary syndrome (PCOS)
Hamil kebo bisa dialami oleh wanita dengan PCOS karena gejala kehamilan yang dirasakan mungkin mirip dengan gejala yang dialami sehari-hari sebagai penderita PCOS.
Selain itu, penderita PCOS memiliki kadar hormon yang tidak stabil dan mungkin mendapati hasil negatif palsu saat melakukan test pack dalam waktu yang terlalu cepat. Alasan inilah yang membuat mereka tidak menyadari bahwa dirinya tengah mengandung.
5. Hamil di usia muda
Penelitian membuktikan wanita yang hamil di usia muda, khususnya remaja, lebih mungkin mengalami hamil kebo. Kondisi ini bisa terjadi karena wanita muda belum terbiasa dengan perubahan fisik dan tidak banyak mengetahui gejala kehamilan.
Selain penyebab di atas, memiliki riwayat hamil kebo, hamil karena menjadi korban pelecehan seksual, serta menderita penyakit mental, seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan kepribadian, juga lebih mungkin mengalami hamil kebo.
Risiko Hamil Kebo
Hamil kebo memang membuat ibu hamil nyaman karena menjalani kehamilan tanpa merasakan keluhan. Namun, terlambat menyadari kehamilan dapat membuat ibu hamil tidak mendapatkan perawatan prenatal lebih dini sehingga rentan mengalami komplikasi kehamilan.
Berikut ini adalah berbagai risiko yang dapat terjadi jika mengalami hamil kebo dan terlambat mendapatkan pemeriksaan maupun perawatan kehamilan:
- Diabetes gestasional
- Preeklamsia
- Persalinan prematur
- Bayi lahir dengan berat badan rendah
- Gangguan tumbuh kembang janin dalam kandungan akibat pola hidup ibu yang tidak sehat selama masa kehamilan
Terdapat mitos kehamilan yang menyebutkan jika hamil kebo dapat menyebabkan keguguran. Namun, kondisi ini hanyalah isapan jempol belaka. Keguguran disebabkan oleh gagalnya perkembangan janin akibat penyakit tertentu, pola hidup tidak sehat, hingga paparan zat beracun. Jadi, tidak ada kaitannya antara hamil kebo dengan risiko terjadinya keguguran.
Hamil kebo bukanlah kondisi yang membahayakan, tetapi harus dijalani dengan baik guna mencegah risiko yang dapat terjadi. Oleh karena itu, jika Anda mengalami telat haid lebih dari 10 hari dan dengan atau tanpa gejala, sebaiknya lakukan test pack untuk mendeteksi hormon kehamilan.
Untuk memastikan kehamilan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter dan melakukan USG. Anda juga disarankan memeriksakan diri ke dokter jika mengalami telat haid selama 3 siklus berturut-turut tanpa menggunakan kontrasepsi.