Mencukur rambut bayi hingga habis merupakan tradisi yang umum dilakukan di Indonesia. Selain karena alasan budaya, praktik ini sering dikaitkan dengan anggapan bahwa rambut bayi akan tumbuh lebih tebal. Namun, apakah klaim tersebut didukung oleh bukti ilmiah?
Masih banyak orang tua yang percaya bahwa mencukur rambut bayi hingga habis dapat membuat rambut tumbuh lebih tebal. Namun, anggapan ini merupakan mitos karena tidak didukung oleh bukti ilmiah. Praktik mencukur rambut tidak memengaruhi ketebalan, warna, maupun kecepatan pertumbuhan rambut bayi.
Perubahan Ketebalan Rambut Bayi
Ketebalan rambut bayi dapat berubah-ubah selama tahun pertama kehidupan. Sebagian bayi lahir dengan rambut yang lebat, tetapi rambut tersebut bisa rontok beberapa minggu atau bulan setelah lahir akibat penurunan hormon dari ibu.
Selain faktor hormonal, kerontokan juga bisa terjadi karena gesekan antara kepala bayi dan permukaan kasur, terutama jika bayi sering tidur telentang.
Seiring bertambahnya usia dan kemampuan motorik bayi, seperti bisa mengangkat kepala dan berguling, kerontokan ini umumnya akan berkurang. Rambut baru akan mulai tumbuh kembali secara bertahap, biasanya lebih terlihat pada usia sekitar 6 bulan. Mencukur rambut hingga habis tidak memengaruhi proses ini.
Cara agar Rambut Bayi Tumbuh Sehat Setelah Dicukur
Jika rambut bayi telah dicukur, tidak perlu khawatir. Pertumbuhan rambut dapat tetap optimal jika didukung oleh perawatan yang tepat dan asupan nutrisi yang cukup. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan rambut bayi antara lain:
- Berikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan.
- Berikan MPASI saat bayi berusia di atas 6 bulan. Pastikan MPASI mengandung zat besi, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin D, dan zinc, yang dapat ditemukan dalam daging, telur, sayuran hijau, labu, wortel, kentang, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
- Pijat kulit kepala bayi secara lembut menggunakan minyak alami, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa, untuk membantu sirkulasi darah di kulit kepala.
Tips Memelihara Kesehatan Rambut Bayi
Menjaga kebersihan dan kesehatan rambut bayi penting dilakukan sejak dini, terlepas dari seberapa banyak rambut yang dimilikinya. Berikut beberapa langkah perawatan yang dapat membantu menjaga rambut bayi tetap sehat:
1. Keramas sesuai kebutuhan
Bayi di bawah usia 6 bulan umumnya memiliki kulit kepala yang belum terlalu berminyak. Oleh karena itu, keramas cukup dilakukan 1–2 kali seminggu. Frekuensi ini dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan saat bayi bertambah usia atau ketika rambut mulai tampak berminyak.
Keramas tetap perlu dilakukan meskipun rambut bayi sangat tipis atau belum tumbuh, untuk mencegah penumpukan sel kulit mati dan terbentuknya kerak kepala (cradle cap).
2. Gunakan kondisioner khusus bayi (jika diperlukan)
Pada bayi dengan rambut yang tebal atau keriting, penggunaan kondisioner bayi dapat membantu mencegah rambut kusut dan kering. Gunakan kondisioner yang diformulasikan khusus untuk bayi, dan bilas hingga bersih.
3. Hindari mengikat rambut terlalu kencang atau memasang aksesori berlebihan
Penggunaan ikat rambut atau aksesori yang berlebihan dan terlalu ketat dapat menyebabkan iritasi atau bahkan kerontokan di area tertentu. Pilih aksesori yang lembut dan aman jika ingin menghias rambut bayi.
Menguncir rambut sebaiknya dilakukan setelah anak menginjak usia 2–3 tahun.
4. Gunakan handuk berbahan lembut
Gunakan handuk yang berbahan lembut dan menyerap air dengan baik untuk mengeringkan rambut bayi. Hindari menggosok terlalu keras, cukup tepuk-tepuk secara perlahan untuk mencegah kerusakan batang rambut atau iritasi pada kulit kepala.
Ketebalan dan pertumbuhan rambut bayi dipengaruhi oleh faktor genetik, etnis, dan hormon. Oleh karena itu, mencukur rambut hingga habis tidak akan membuat rambut tumbuh lebih lebat. Cara terbaik untuk mendukung pertumbuhan rambut bayi adalah dengan menjaga kebersihan rambut dan kulit kepalanya secara rutin.
Jika hingga usia 3 tahun rambut bayi tampak tipis atau tidak tumbuh dengan baik, berkonsultasilah dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang sesuai dengan kondisi bayi.