Milia pada wajah terbentuk karena sel kulit mati atau keratin terjebak di bawah permukaan kulit. Meskipun tidak berbahaya, milia pada wajah dapat mengganggu penampilan dan menurunkan kepercayaan diri penderitanya. Oleh karena itu, berbagai cara untuk menghilangkannya dengan efektif sangat diperlukan.
Milia pada wajah biasanya ditandai dengan munculnya benjolan kecil berwarna putih mutiara atau putih kekuningan dengan diameter sekitar 1–2 milimeter. Benjolan yang tumbuh secara berkelompok ini bisa dialami oleh siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh bayi baru lahir, terutama bayi yang terlahir prematur.
Meski umumnya tidak menimbulkan nyeri, milia pada wajah bisa menimbulkan rasa gatal pada sebagian penderitanya. Selain itu, benjolan kecil ini juga dapat menimbulkan ruam dan iritasi bila bergesekan dengan seprai atau pakaian yang berbahan kasar.
Penyebab Milia pada Wajah
Tubuh normalnya akan melepaskan sel-sel kulit mati untuk memberikan ruang bagi sel-sel kulit baru untuk tumbuh dan menggantikannya. Namun, pada kasus milia, sel-sel kulit lama yang seharusnya terkelupas tetap berada di kulit dan terperangkap di bawah sel-sel kulit baru. Seiring berjalannya waktu, sel kulit mati kemudian akan mengeras dan membentuk benjolan-benjolan kecil.
Pada bayi baru lahir, milia pada wajah dapat tumbuh karena kulit bayi masih belajar untuk melepaskan sel kulit mati. Namun, pada orang dewasa, munculnya milia pada wajah biasanya berkaitan dengan kerusakan kulit akibat kondisi tertentu, seperti:
- Luka lepuh akibat paparan tanaman beracun atau penyakit tertentu, seperti epidermolisis bulosa, cicatricial pemphigoid, atau porphyria cutanea tarda
- Terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama
- Menggunakan krim kortikosteroid dalam jangka panjang
- Melakukan perawatan kulit dengan prosedur tertentu, seperti dermabrasi atau laser resurfacing
Cara Menghilangkan Milia pada Wajah
Milia pada wajah terbentuk di bawah lapisan kulit, bukan di dalam pori-pori, sehingga tidak ada celah untuk mengeluarkan isinya. Oleh karena itu, benjolan kecil ini sebaiknya tidak dihilangkan dengan cara dipencet atau mencongkelnya karena dapat menyebabkan infeksi, merusak kulit, dan menimbulkan jaringan parut.
Untuk mengatasi milia pada wajah, Anda bisa melakukan eksfoliasi kulit dengan menggunakan skincare yang mengandung bahan eksfoliasi wajah, seperti retinol. Selain itu, Anda juga dapat melakukan terapi uap dengan mengarahkan wajah ke arah baskom yang berisi air hangat selama 5–8 menit. Cara ini akan membuka pori-pori kulit bisa sehingga milia pada wajah bisa hilang.
Bila berbagai upaya sudah dilakukan, tetapi milia pada wajah tidak kunjung menghilang atau Anda menginginkan hasil yang lebih cepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh dokter untuk menghilangkan milia pada wajah:
1. Retinoid oles
Retinoid oles, seperti adapalene dan tretinoin, biasanya akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi milia pada wajah. Obat oles ini akan bekerja dengan cara mengangkat sel-sel kulit mati yang menumpuk dan merangsang pertumbuhan sel kulit baru sehingga milia pada wajah hilang.
Namun, karena retinoid oles dapat membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari, pastikan Anda menggunakan tabir surya pada siang hari setelah menggunakan obat topikal ini.
2. Chemical peeling
Milia pada wajah juga dapat diatasi dengan chemical peeling. Perawatan kulit ini dilakukan dengan mengoleskan larutan kimia, seperti asam glikolat, asam salisilat, atau asam trikloroasetat, ke area kulit yang terdapat milia. Larutan kimia tersebut kemudian akan membuat lapisan kulit yang lama terkelupas sehingga lapisan kulit yang baru dapat tumbuh.
3. Krioterapi
Jika berbagai perawatan sebelumnya tidak juga dapat mengatasi milia pada wajah, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani krioterapi. Prosedur nonbedah ini dilakukan untuk membekukan dan menghancurkan milia.
Caranya adalah dengan mengoleskan zat yang sangat dingin, seperti nitrogen cair, ke area kulit yang terdapat milia. Dengan begitu, milia pada wajah pun hilang.
4. Diathermy
Selain krioterapi, diathermy juga bisa menjadi pilihan prosedur nonbedah untuk menghilangkan milia pada wajah. Pada diathermy, dokter akan mengarahkan alat dengan arus listrik tertentu yang akan memancarkan panas. Panas inilah yang akan membuat milia menyusut dan kemudian menghilang.
5. Laser ablasi
Laser ablasi terkadang juga dipakai untuk menangani milia pada wajah. Pada prosesnya, dokter akan memancarkan sinar laser secara langsung pada area kulit yang terdapat milia untuk menghancurkan dan menghilangkannya.
6. Deroofing
Dokter juga bisa merekomendasikan prosedur deroofing untuk menghilangkan milia pada wajah. Metode ini dilakukan dengan menusuk milia menggunakan jarum steril yang disebut dengan ekstraktor komedo, untuk mengeluarkan isi atau cairan di dalam milia. Dengan begitu, benjolan milia pun akan kempes dan menghilang.
7. Kuretase
Untuk menghilangkan milia pada wajah yang membandel, dokter juga dapat merekomendasikan kuretase. Metode ini dilakukan dengan mengikis milia menggunakan alat yang memancarkan aliran listrik sehingga milia pada wajah teratasi.
Milia pada wajah memang tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sementara itu, sebagian orang tidak bisa menunggu milia hilang secara alami karena merasa tidak percaya diri dengan penampilannya.
Oleh karena itu, jika setelah beberapa bulan melakukan perawatan di rumah tetapi milia pada wajah tidak kunjung hilang atau Anda menginginkan hasil yang lebih cepat, konsultasikan dengan dokter. Dengan demikian, dokter dapat menentukan penyebab milia pada wajah dan memberikan penanganan yang sesuai.