Romberg test adalah sebuah pemeriksaan sederhana untuk mengetahui apakah seseorang mengalami gangguan keseimbangan tubuh. Pemeriksaan ini tidak memerlukan pembedahan atau alat khusus, melainkan hanya mengamati kestabilan tubuh dari gerakan yang diinstruksikan.
Pemeriksaan yang juga disebut sebagai Romberg sign atau Romberg maneuver ini diperkenalkan oleh neurolog asal Eropa, yaitu Moritz Romberg bersama dengan Marshall Hall dan Bernardus Brach. Awalnya, Romberg test dilakukan pada pasien sifilis stadium akhir yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh.
Tubuh dapat berdiri dan bergerak dengan seimbang berkat koordinasi dari indra penglihatan, sistem telinga dalam yang mendeteksi orientasi tubuh, serta sistem proprioseptif yang berperan sebagai indra keseimbangan dan kesadaran posisi tubuh.
Nah, ketika seseorang mengalami gangguan keseimbangan tubuh, Romberg test akan dilakukan untuk mengevaluasi sistem proprioseptif. Sistem ini dikontrol oleh sumsum tulang belakang dan termasuk sebagai saraf sensorik. Masalah kesehatan tertentu dapat mengganggu sistem proprioseptif, sehingga keseimbangan tubuh juga ikut terganggu.
Romberg Test dan Kondisi yang Membutuhkannya
Romberg test akan dilakukan pada seseorang yang merasa tubuhnya tidak seimbang, mudah oleng, mudah terjatuh, memiliki gejala keracunan, serta mengalami cedera atau benturan pada kepala.
Gangguan keseimbangan biasanya berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Gangguan neurologis, seperti ataksia, terutama ataksia Friedreich
- Hidrosefalus, terutama yang diderita oleh lansia
- Penyakit Parkinson
- Sifilis stadium akhir
- Kekurangan vitamin B12
- Sindrom Brown-Sequard
- Sindrom Wernicke-Korsakoff
- Sindrom medula spinalis posterior
- Multiple sclerosis
- Neuropati perifer
- Gangguan vestibular (sistem telinga dalam), seperti vertigo, penyakit Meniere, dan labirinitis
Selain untuk keperluan medis, Romberg test juga kerap digunakan untuk menguji kesadaran seseorang.
Romberg Test dan Prosedurnya
Romberg test dilakukan oleh dokter, lebih spesifik oleh dokter spesialis neurologi. Tes ini dilakukan di ruangan yang lega dan tidak memerlukan alat bantu apapun. Saat menjalani pemeriksaan, dokter akan berada di dekat pasien agar dapat mencegah pasien terjatuh.
Ada beberapa jenis Romberg test yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Romberg test biasa
Berikut ini adalah prosedur Romberg test biasa:
- Pasien diminta untuk melepas alas kaki dan berdiri dengan kedua kaki rapat di atas lantai atau permukaan yang datar dan keras.
- Dokter akan meminta pasien untuk meletakkan tangan di samping tubuh atau menyilangkannya di depan tubuh.
- Pasien diminta untuk diam sambil tetap membuka mata selama kurang lebih 30 detik. Dokter akan mengamati gerakan dan keseimbangan tubuh pasien.
- Masih dengan posisi yang sama, pasien diminta untuk menutup mata selama kurang lebih 30 detik lagi sambil diamati gerakan dan keseimbangan tubuhnya.
2. Sharpened Romberg test
Sharpened Romberg test dilakukan dengan posisi kaki sejajar di depan dan belakang. Tes ini biasanya dilakukan untuk memeriksa ataksia pada pasien yang sedang dalam proses pemulihan dari penyakit dekompresi. Selain itu, Sharpened Romberg test juga ditujukan untuk lansia yang lebih berisiko mengalami gangguan keseimbangan.
Prosedur sharpened Romberg test meliputi:
- Pasien diminta untuk melepas alas kaki, lalu salah satu kaki akan diposisikan di belakang tumit kaki satunya. Tumit kaki depan dan jari kaki belakang harus bersentuhan (heel-to-toe).
- Setelah lengan diposisikan di samping tubuh atau disilangkan di dada, pasien diminta untuk diam sambil tetap membuka mata selama 30 detik. Dokter akan mengamati gerakan dan keseimbangan tubuh pasien.
- Masih dengan posisi yang sama, pasien diminta untuk menutup mata selama kurang lebih 30 detik lagi sambil diamati oleh dokter.
3. Single leg Romberg test (single-legged stance test)
Sesuai dengan namanya, single leg Romberg test adalah varian Romberg test yang dilakukan dengan mengangkat salah satu kaki. Tes ini biasanya dilakukan pada lansia atau penderita penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan osteoarthritis lutut.
Berikut ini adalah prosedur single leg Romberg test:
- Pasien diminta untuk menyilangkan tangan di dada serta mengangkat salah satu kaki dengan membengkokkan lutut ke belakang sekitar 90°. Agar lebih aman, pasien tidak diminta untuk menutup mata.
- Dokter akan menghitung seberapa lama pasien bisa berdiri dengan satu kaki.
- Perhitungan waktu akan berhenti saat pasien menjatuhkan kaki yang diangkat, kedua kaki saling bersentuhan, tubuh terlihat goyah, atau menurunkan tangan dari dada untuk menjaga keseimbangan.
- Pasien akan diminta untuk melakukan tes ini 2–3 kali pada kedua kaki untuk perbandingan. Posisi tangan juga akan divariasikan ke pinggul.
Jika tubuh pasien tetap stabil saat menjalani Romberg test, hasilnya dinyatakan negatif. Apabila pasien masih mengeluhkan gangguan keseimbangan, kemungkinan besar kondisi ini tidak disebabkan oleh gangguan pada sistem proprioseptif.
Hasil tes dinyatakan positif jika pasien kehilangan keseimbangan, tubuh terlihat oleng, tangan terlepas dari posisi yang seharusnya, tangan bergerak untuk menyeimbangkan tubuh, atau hampir terjatuh saat mata ditutup. Dokter akan menjalankan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari tahu gangguan yang terjadi pada sistem proprioseptif.
Meski terkesan mudah dilakukan, Romberg test tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus dengan pengawasan dokter. Jika Anda sering merasa tubuh oleng atau kerap terjatuh akibat kehilangan keseimbangan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai dengan penyebabnya.