Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit secara tidak terkendali di telinga bagian tengah atau belakang gendang telinga. Kondisi yang menyerupai tumor ini sebaiknya tidak Anda anggap remeh karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran, bahkan ketulian jika tidak ditangani dengan tepat.
Kolesteatoma sering kali dialami oleh orang yang menderita infeksi telinga tengah secara berulang. Sedangkan pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa dialami sejak lahir sehingga dianggap sebagai cacat lahir atau kelainan kongenital.
Kenali Penyebab dan Gejala Kolesteatoma
Kolesteatoma terjadi akibat adanya gangguan pada tuba eustachius, yaitu saluran penghubung di bagian belakang hidung dan telinga tengah. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan tekanan di dalam dan luar telinga, serta mengeluarkan cairan dari telinga bagian tengah.
Namun, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan fungsi tuba eustachius terganggu, yaitu:
- Rhinitis alergi
- Infeksi sinus atau sinusitis
- Infeksi telinga tengah atau otitis media yang kronis
Saat tuba eustachius terganggu, bagian gendang telinga akan tertarik ke telinga tengah dan membentuk kantung atau kista yang akan berkembang menjadi kolesteatoma. Kolesteatoma ini makin lama akan makin membesar akibat penumpukan sel kulit mati, cairan, atau kotoran di dalam kista.
Jika kolesteatoma telah terbentuk, ada beberapa gejala yang dapat muncul, seperti:
- Keluar cairan berbau busuk
- Telinga terasa tertekan atau penuh akibat pertumbuhan kista
- Sakit di bagian dalam atau belakang telinga
- Penurunan fungsi pendengaran
Jika tidak diobati, kolesteatoma dapat memicu vertigo, mastoiditis, kelumpuhan otot wajah, bahkan gangguan pendengaran permanen.
Cara Mengobati Kolesteatoma
Jika kolesteatoma masih tergolong ringan, dokter biasanya akan melakukan tindakan untuk membersihkan telinga, lalu memberikan obat tetes telinga dan antiobiotik. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan atau mengeringkan cairan yang mengendap di dalam telinga dan mengobati infeksi yang terjadi.
Jika pembesaran kolesteatoma sudah parah, pengobatan satu-satunya adalah melalui operasi pengangkatan kolesteatoma. Operasi ini biasanya membutuhkan waktu 2–3 jam.
Pada kebanyakan kasus, operasi kolesteatoma merupakan salah satu prosedur rawat jalan. Jadi, Anda tidak harus tinggal di rumah sakit setelah menjalani prosedur tersebut. Rawat inap baru diperlukan jika kista sangat besar atau Anda mengalami infeksi serius.
Ada dua jenis operasi kolestetaoma, yaitu:
Mastoidektomi
Sesuai namanya, dalam prosedur ini, dokter bedah akan membuka tulang mastoid atau tulang di belakang telinga. Tujuannya adalah untuk mengangkat kista secara menyeluruh.
Timpanoplasti
Timpanoplasti dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada gendang telinga atau membran timpani. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan menggunakan tulang rawan atau lapisan bernama fascia dari bagian lain telinga untuk mengisi lubang di gendang telinga.
Setelah operasi, beberapa pasien biasanya mengalami pusing, sakit telinga ringan, atau rasa penuh di telinga. Efek samping ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari dan pendengaran biasanya akan membaik selama 2–3 bulan setelah operasi.
Cara Mencegah Kolesteatoma
Untuk menurunkan risiko terkena kolesteatoma, Anda dianjurkan untuk menjaga kesehatan telinga dan membersihkan kotoran telinga dengan cara yang benar, yaitu:
- Bersihkan telinga bagian luar dengan kain lembap dan hindari mengorek telinga dengan jari, kuku, atau alat pengorek telinga.
- Gunakan obat tetes telinga untuk melunakkan gumpalan kotoran agar mudah dikeluarkan.
- Hindari menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga karena berisiko membuat kotoran terdorong masuk lebih dalam ke saluran telinga.
Jika Anda sering mengalami infeksi telinga atau merasakan gejala kolesteatoma, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan dapat dilakukan untuk mencegahnya tumbuh semakin besar dan menimbulkan komplikasi yang serius.