ISK atau infeksi saluran kemih bisa terjadi pada setiap orang, terutama pada wanita. Antibiotik untuk ISK umumnya akan digunakan jika kondisi infeksi tergolong cukup parah. Apa saja jenis antibiotik untuk ISK? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada sistem saluran kemih, mulai dari ginjal, ureter (saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, hingga uretra atau saluran kemih.
Penyebab dan Faktor Risiko ISK
Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh bakteri, seperti E. coli dan Staphylococcus saprophyticus. Namun, virus dan jamur juga bisa menyebabkan infeksi saluran kemih.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang rentan terkena ISK, yaitu:
- Pernah menderita infeksi saluran kemih sebelumnya
- Kurang menjaga kebersihan area kelamin
- Kesalahan dalam cara merawat organ intim, seperti mendahulukan membersihkan anus saat cebok, khususnya untuk ISK pada wanita
- Sering menahan pipis
- Penyumbatan pada saluran kemih, misalnya karena batu ginjal, pembesaran kelenjar prostat, atau kelainan bawaan lahir pada saluran kemih
- Pemakaian kateter dalam jangka panjang
- Kondisi yang membuat sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya penyakit diabetes dan efek samping pengobatan kemoterapi
- Penggunaan sabun pembersih vagina
- Sering berhubungan seksual
Penggunaan Antibiotik untuk ISK
Tidak semua penyakit ISK perlu diobati dengan antibiotik. Jika masih ringan, umumnya ISK dapat sembuh dengan sendirinya atau dengan cara alami, termasuk diringankan dengan menerapkan posisi tidur saat infeksi saluran kemih. Cara alami dilakukan dengan minum banyak air putih agar buang air kecil menjadi semakin sering, sehingga bakteri dapat keluar bersama urine.
Namun, antibiotik untuk ISK diperlukan untuk mengobati gejala ISK yang berat, yaitu yang disertai demam, darah pada urine, sering buang air kecil, atau nyeri berat pada pinggang atau punggung.
Selain itu, obat antibiotik juga perlu diberikan pada ISK yang tidak membaik dalam waktu lebih dari 2 hari, menjadi semakin parah, atau sangat sering kambuh.
Ada banyak pilihan jenis antibiotik untuk ISK yang bisa digunakan, di antaranya:
- Nitrofurantoin
- Fosfomycin
- Trimetophrime-sulfamethoxazole
- Levofloxacin
- Asam pipemidat
- Ceftriaxone
- Ciprofloxacin
- Amoxicillin
Umumnya untuk pilihan pertama, dokter akan memberi antibiotik jenis nitrofurantoin, fosfomycin, dan trimetophrime-sulfamethoxazole. Akan tetapi sebelum menentukan jenis, dosis, serta lama penggunaan antibiotik untuk ISK, dokter akan menilai dulu seberapa parah ISK yang dialami oleh pasien.
Terkadang, diperlukan juga pemeriksaan kultur bakteri dan kekebalan terhadap obat untuk mengetahui jenis antibiotik apa yang ampuh membunuh bakteri tersebut.
Selain antibiotik, dokter juga dapat meresepkan obat ISK lainnya, misalnya OAINS untuk mengurangi paradangan dan rasa sakit yang timbul akibat ISK.
Penggunaan antibiotik untuk ISK sebaiknya diperoleh dan digunakan sesuai resep dokter. Pemakaian antibiotik tanpa resep dokter berisiko menurunkan efektivitas obat karena kesalahan dalam mengonsumsi jenis dan dosis antibiotik. Hal ini berisiko membuat ISK tidak sembuh atau justru membuat bakteri penyebab infeksi menjadi kebal terhadap antibiotik.
Konsumsi Antibiotik untuk ISK Harus Sampai Habis
Walaupun merasa sudah lebih baik setelah menjalani pengobatan dengan antibiotik, Anda tetap harus menghabiskan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.
Pasalnya, jika penggunaan antibiotik dihentikan terlalu cepat, bakteri di saluran kemih bisa kembali tumbuh karena belum semuanya terbasmi. Hal ini memungkinkan gejala ISK kembali muncul dan justru semakin sulit untuk diobati.
Jadi, jangan sembarangan membeli dan menggunakan antibiotik untuk ISK tanpa resep dokter. Berkonsultasilah dengan dokter jika Anda mengalami gejala infeksi saluran kemih guna mendapatkan pengobatan yang sesuai. Begitu juga jika Anda menderita ISK yang sering kambuh atau tidak membaik dengan antibiotik.