Batuk umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan yang tergolong ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, batuk dapat mengganggu aktivitas sehingga perlu diobati agar keluhan yang menyertainya bisa mereda. 

Agar efektif, pengobatan batuk harus disesuaikan dengan penyebabnya. Metode pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

Penanganan Batuk Secara Mandiri

Keluhan batuk akut atau batuk yang ringan bisa diatasi dengan beberapa cara yang dilakukan secara mandiri di bawah ini:

1. Mengonsumsi madu

Madu dapat menjadi obat alami untuk meredakan batuk. Madu bisa diminum langsung atau dicampur dengan air lemon hangat untuk meredakan iritasi di tenggorokan. Cara ini dapat meredakan keinginan untuk batuk. 

Namun, madu tidak boleh diberikan pada bayi usia di bawah 1 tahun karena berisiko menyebabkan botulisme.

2. Minum air putih lebih banyak

Minum air putih bisa membantu mengencerkan dahak di dalam tenggorokan. Selain itu, air putih dapat melegakan tenggorokan yang kering atau iritasi. Jadi, keinginan untuk batuk bisa mereda. 

3. Beristirahat yang cukup

Istirahat yang cukup dapat membantu meningkatkan energi dan memulihkan tubuh. Selain itu, usahakan untuk tidak melakukan aktivitas berat maupun bepergian jauh selama mengalami batuk disertai demam.

4. Menggunakan pelembap udara

Menggunakan pelembap udara (humidifier) dapat membantu mengurangi hidung tersumbat dan meredakan iritasi di tenggorokan akibat batuk yang terus-menerus.

5. Meninggikan posisi kepala

Meninggikan kepala dengan bantal tambahan saat tidur bisa membantu mengurangi rasa tidak nyaman akibat batuk. Cara ini juga dapat menahan asam lambung agar tidak naik sehingga efektif untuk mencegah refleks batuk pada penderita GERD.

6. Berkumur

Berkumur dengan air hangat yang dicampur ½ sendok teh garam dapat membantu menghilangkan dahak, alergen, dan bakteri. Dengan begitu, tenggorokan terasa lega dan batuk bisa mereda. 

Pemberian Obat-obatan

Selain dengan penanganan mandiri, batuk bisa diredakan dengan mengonsumsi obat, baik yang dijual bebas maupun yang memerlukan resep dokter. Berbagai obat ini tidak hanya meredakan batuk, tetapi juga bisa digunakan untuk mengurangi keluhan yang menyertainya. 

Berikut ini adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi batuk:

1. Penekan batuk (antitusif)

Antitusif bekerja di otak untuk dengan menekan refleks batuk. Beberapa obat yang tergolong antitusif adalah:

2. Ekspektoran dan mukolitik

Obat ekspektoran dan mukolitik bekerja dengan car mengencerkan dahak agar bisa dikeluarkan dengan mudah. Jenis obat batuk berdahak ini meliputi:

3. Antihistamin

Obat antihistamin dapat diresepkan dokter bila batuk disebabkan oleh alergi atau penumpukan lendir di tenggorokan (postnasal drip). Antihistamin yang bisa digunakan contohnya:

4. Obat tuberkulosis

Jika batuk disebabkan oleh infeksi bakteri di paru-paru, dokter akan meresepkan antibiotik. Pada pasien batuk akibat TBC, dokter akan meresepkan obat TBC yang harus diminum rutin minimal 6 bulan. 

Beberapa obat tuberkulosis yang diberikan dokter meliputi:

Agar memastikan obat yang digunakan aman dan tepat, lakukan konsultasi online ke dokter sebelum menggunakan obat batuk apa pun. 

Selain itu, perlu diperhatikan bahwa obat batuk yang dijual bebas tidak dianjurkan pada anak usia di bawah 6 tahun. Anak usia 6–12 tahun hanya boleh mengonsumsi obat batuk yang diresepkan oleh dokter.

Metode Lain untuk Mengatasi Batuk

Selama menjalani pengobatan, pasien juga dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi refleks batuk, yaitu:

  • Menggunakan obat hirup (inhaler) kortikosteroid untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan akibat asma
  • Menghindari pemicu alergi yang menyebabkan batuk
  • Mengisap permen pelega tenggorokan (lozenges) dengan kandungan menthol dan eucalyptus
  • Menghindari makanan yang asam dan berkafein, serta tidak makan sebelum tidur, bila batuk dipicu oleh GERD
  • Berkonsultasi ke dokter terkait alternatif obat yang lebih aman, jika batuk dipicu oleh penggunaan ACE inhibitor 
  • Menghentikan kebiasaan merokok