Tak hanya menonton program televisi, orang tua juga harus membatasi anak main gadget. Hal ini penting agar anak tidak mengalami kecanduan yang berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui berapa jam waktu ideal anak menggunakan gadget, simak penjelasan di bawah ini.
Penggunaan gadget memang dapat memberi banyak manfaat dalam hal kemudahan mengakses beragam informasi atau pelayanan. Namun, di balik manfaat tersebut ada juga risiko buruk yang harus diwaspadai, terutama pada anak. Oleh karena itu, waktu anak main gadget perlu dibatasi.
Durasi yang Disarankan untuk Anak Main Gadget
Para ahli menyarankan waktu maksimal anak mengakses gadget atau screen time adalah 1–2 jam per hari. Berikut ini adalah durasi anak main gadget yang disarankan berdasarkan usianya:
- Anak usia di bawah 2 tahun disarankan sama sekali tidak diberi akses pada gadget. Jika benar-benar diperlukan, anak usia di atas 1,5 tahun dapat mengakses gadget dengan didampingi orang tua dan tidak lebih dari 1 jam per hari.
- Anak usia 2–5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, itu pun sebaiknya program yang berkualitas.
- Anak usia 6 tahun ke atas boleh bermain gadget, tapi dengan waktu yang sudah disepakati bersama orang tua, misalnya hanya pada akhir pekan atau maksimal 2 jam per hari.
Hal yang perlu Anda pahami adalah durasi yang disarankan di atas tidak berlaku pada penggunaan gadget seperti ponsel atau tablet saja, tapi juga termasuk waktu untuk menonton TV atau menggunakan komputer/laptop.
Mengapa Gadget Perlu Dibatasi?
Menurut studi, penggunaan gadget yang tidak dibatasi bisa berkembang menjadi kecanduan gadget. Beberapa dampak buruk akibat kecanduan gadget pada anak adalah:
1. Gangguan perkembangan kognitif
Khususnya di usia 1–3 tahun ketika otak anak sangat sensitif terhadap lingkungan sekitar, semua hal yang terjadi pada anak di awal kehidupannya akan menjadi fondasi permanen bagi perkembangan fungsi otak selanjutnya.
Penelitian menemukan bahwa perkembangan kognitif anak akan terhambat tertunda apabila dia terlalu lama mengakses media elektronik. Ini akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk fokus, membangun kosakata, bahkan untuk memahami tingkah laku, serta kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
2. Tidak bisa berempati
Kemampuan untuk berempati sangat tergantung pada perkembangan suatu bagian otak yang dibentuk dengan interaksi sosial antar manusia. Hal ini tidak bisa didapatkan melalui permainan dari gadget.
Oleh karena itu, jika anak lebih sering bermain dengan tablet daripada dengan teman-temannya, ada kemungkinan ia akan mengalami masalah dalam memahami situasi maupun perasaan teman-temannya.
3. Malas berpikir
Gadget sangat kaya akan stimulus bagi anak. Apa yang disentuh pada layar bisa menghasilkan sesuatu untuknya, baik itu gerakan atau perubahan warna. Ini tentunya cukup berbeda dengan buku cerita yang gambarnya itu-itu saja dan tidak bisa bergerak.
Meski terkesan lebih praktis dan interaktif, hal ini sebenarnya tidak baik untuk otak anak, karena berisiko membuatnya malas berimajinasi atau berpikir sehingga akan berpengaruh pada kemampuannya belajar saat masuk sekolah.
4. Kelebihan berat badan karena kurang bergerak
Terlalu banyak duduk dan jarang bergerak karena menggunakan gadget terlalu lama berisiko memicu kenaikan berat badan atau obesitas pada anak. Kurangnya aktivitas fisik juga bisa melemahkan daya tahan tubuh dan membuat anak mudah sakit, apalagi bila anak sampai begadang untuk bermain gadget.
5. Gangguan perilaku
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang banyak menghabiskan waktu dengan bermain gadget dapat mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi, tidak mau mendengarkan orang tua, dan menenangkan diri mereka. Selain itu, penggunaan gadget atau media yang terlalu tinggi juga dikaitkan dengan kejadian ADHD.
6. Anggota badan tertentu terasa sakit
Terlalu sering bermain gadget, terutama untuk bermain game, juga dapat membuat tangan anak sakit. Ini karena saat bermain game, anak berkali-kali memencet tombol yang sama dan sering kali dengan posisi yang tidak berubah-ubah. Lama-kelamaan hal ini dapat gangguan, misalnya carpal tunnel syndrome.
Tak cuma di tangan, gangguan kesehatan lain yang dapat muncul akibat keseringan main gadget adalah sakit leher, sakit kepala,mata kering, hingga mata minus. Keluhan ini bahkan bisa terjadi secara terus-menerus.
Tips Membatasi Penggunaan Gadget pada Anak
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk membatasi penggunaan gadget pada anak di rumah:
- Tetapkan aturan durasi main gadget sesuai klasifikasi usia seperti yang telah dijelaskan di atas
- Buat peraturan mengenai jadwal yang mengharuskan Anda sekeluarga lepas dari gadget, misalnya saat makan malam bersama, menjelang tidur, atau saat bepergian sekeluarga
- Seleksi beberapa aplikasi yang bermanfaat untuk anak, misalnya, aplikasi belajar membaca, berhitung, atau hal lain yang bermanfaat
- Letakkan semua perangkat gadget di ruang bersama agar Anda bisa memantau apa yang sedang dilihat atau dimainkan oleh anak
- Luangkan waktu Anda untuk melakukan aktivitas lain bersama anak sebagai pengganti bermain gadget, seperti menggambar, bermain sepeda, atau berenang
- Jangan memberikan anak gadget dengan tujuan untuk menenangkannya ketika ia rewel. Hal ini bisa membuat anak menjadi sulit ditenangkan tanpa gadget
Hal yang perlu dilakukan selain membatasi anak main gadget adalah mendisiplinkan diri untuk melakukan hal yang sama. Jadi, Anda juga harus berusaha untuk tidak sering mengakses gadget saat bersama keluarga serta meletakkan handphone dan mematikan TV di saat-saat tertentu yang sudah disepakati bersama.
Dengan bersama-sama membatasi gadget di lingkungan keluarga, anak pun akan membiasakan diri untuk tidak menggantungkan kesenangannya terhadap alat elektronik ini.
Namun, bila hal tersebut malah membuatnya merasa diperlakukan tidak adil dan marah, mungkin anak sudah mengalami kecanduan gadget. Jika sudah seperti ini, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk mendapat penanganan yang tepat.