Efek samping KB suntik 1 bulan dapat berbeda pada tiap wanita. Namun, kebanyakan efek samping yang muncul bisa diatasi dan tidak sampai mengganggu kesehatan. Selain itu, efek samping yang muncul juga tidak menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonal ini dalam mencegah kehamilan.

KB suntik terdiri dari KB suntik 1 bulan dan KB suntik 3 bulan. KB suntik 1 bulan disuntikkan setiap 28 hari sekali dan mengandung hormon estrogen dan progestin. Sementara itu, KB suntik 3 bulan disuntikkan setiap 3 bulan sekali dan hanya mengandung hormon progestin.

Efek Samping KB Suntik 1 Bulan dan Cara Mengatasinya - Alodokter

KB suntik 1 bulan mencegah kehamilan dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir di leher rahim, dan menipiskan lapisan rahim. Lokasi untuk suntik KB 1 bulan sama dengan suntik KB 3 bulan, yaitu di bokong, paha, atau lengan atas.

Efek samping KB suntik 1 bulan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan KB hormonal kombinasi lainnya. Efek samping yang muncul masih tergolong aman dan tidak mengganggu kesehatan organ reproduksi.

Efek Samping KB Suntik 1 Bulan

Berikut ini adalah beberapa efek samping KB suntik 1 bulan yang bisa dialami oleh penggunanya:

1. Perdarahan yang tidak normal

Perdarahan adalah efek samping KB suntik 1 bulan yang paling umum. Bercak darah dapat muncul di luar siklus menstruasi dan sebagian wanita mungkin mengalami perdarahan yang lebih banyak dari biasanya

Kendati demikian, risiko ini lebih kecil terjadi pada KB suntik 1 bulan daripada KB suntik 3 bulan dan akan membaik dalam beberapa bulan setelah pemakaian KB suntik.

2. Kenaikan berat badan

Efek samping KB suntik 1 bulan berupa kenaikan berat badan terkadang membuat wanita ragu dalam memilih metode kontrasepsi ini. Hal ini karena kontrasepsi hormonal diduga berpengaruh pada peningkatan nafsu makan. Namun, efek ini belum tentu terjadi pada setiap wanita yang menggunakan KB suntik.

3. Sakit kepala

Selain berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan kehamilan, hormon estrogen dan progesteron juga dapat memengaruhi zat yang dapat memicu timbulnya sakit kepala. Perubahan hormon akibat penggunaan KB suntik termasuk salah satu pemicu terjadinya sakit kepala.

4. Nyeri payudara

Kontrasepsi hormonal, baik itu KB suntik, pil KB, maupun implant, dapat membuat payudara terasa nyeri. Efek samping ini biasanya dirasakan saat baru memulai KB hormonal dan akan hilang setelah penggunaan selama beberapa bulan.

Selain itu, perubahan hormon juga menyebabkan pembengkakan, termasuk pada payudara sehingga payudara akan terasa sedikit lebih berat dan besar.

5. Terlambat menstruasi

Terlambat menstruasi sering dikira sebagai tanda awal kehamilan, tetapi kondisi ini juga bisa menjadi efek samping KB suntik 1 bulan. Selain karena faktor hormonal, terlambat menstruasi saat menggunakan KB juga bisa disebabkan oleh stres, olahraga berat, dan penurunan berat badan secara drastis.

Cara Mengatasi Efek Samping KB Suntik 1 Bulan

Untuk mengatasi keluhan terkait efek samping KB suntik 1 bulan, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

  • Menerapkan pola makan sehat serta rutin berolahraga untuk mencegah terjadinya kenaikan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen, jika sakit kepala dirasa mengganggu
  • Menghindari konsumsi makanan maupun minuman yang mengandung kafein dan alkohol, serta makanan tinggi lemak dan garam, guna mengurangi nyeri payudara
  • Mengelola stres untuk meminimalkan risiko terlambat haid

Terlepas dari efek samping KB suntik 1 bulan, keberhasilan metode kontrasepsi ini dalam mencegah kehamilan cukup tinggi, yaitu mencapai 99% jika digunakan dengan benar. Untuk mengoptimalkan efek KB suntik 1 bulan, pastikan Anda kembali mendapatkan suntikan pada jadwal yang telah ditetapkan.

Jika Anda berencana untuk menggunakan kontrasepsi, termasuk KB suntik 1 bulan, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter kandungan untuk memastikan metode ini sesuai dengan kondisi Anda.

Jika muncul efek samping KB suntik 1 bulan yang sangat mengganggu, Anda dapat berkonsultasi kembali ke dokter untuk mendapatkan saran, termasuk penggantian metode kontrasepsi lain.