Infeksi Streptococcus adalah penyakit yang terjadi ketika bakteri golongan Streptococcus masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan. Infeksi bakteri ini dapat dialami oleh semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
Bakteri Streptococcus dapat hidup dan tumbuh di tubuh manusia tanpa menimbulkan penyakit yang serius. Namun, beberapa tipe bakteri Streptococcus bisa menyebabkan infeksi, mulai dari gejala yang tidak mengganggu aktivitas sampai yang dapat membahayakan nyawa.
Berdasarkan jenis bakterinya, infeksi Streptococcus terbagi dua, yaitu infeksi Streptococcus tipe A dan tipe B. Infeksi Streptococcus tipe A umumnya menyerang tenggorokan dan kulit, menyebabkan demam Scarlet, radang tenggorokan, demam rematik, impetigo, dan glomerulonefritis.
Sementara itu, Streptococcus tipe B paling sering menyebabkan sepsis, pneumonia, dan meningitis pada bayi. Pada orang dewasa, Streptococcus tipe B mengakibatkan infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi jaringan lunak (selulitis), sepsis, infeksi tulang dan sendi, serta pneumonia.
Penyebab dan Penularan Infeksi Streptococcus
Infeksi Streptococcus A dan B memiliki penyebab dan cara penularan yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya:
Streptococcus tipe A
Bakteri Streptococcus tipe A dapat hidup di kulit dan tenggorokan manusia tanpa menyebabkan infeksi. Namun, beberapa orang tetap dapat mengalami infeksi dari bakteri ini. Penularan bisa terjadi akibat:
- Melakukan kontak langsung, misalnya dengan bersentuhan atau berciuman, dengan orang yang terinfeksi atau membawa bakteri Streptococcus tipe A
- Menghirup percikan air liur orang yang terinfeksi atau membawa bakteri Streptococcus tipe A
- Menggunakan alat makan atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi
Risiko seseorang terkena infeksi bakteri Streptococcus tipe A akan lebih besar bila:
- Menderita penyakit kronis atau kondisi yang melemahkan daya tahan tubuh, seperti kanker, diabetes, dan gagal ginjal
- Menggunakan obat-obatan kortikosteroid
- Memiliki luka robek atau luka terbuka di kulit, seperti luka sayatan, lecet, atau luka bekas tindakan medis
Streptococcus tipe B
Bakteri Streptococcus tipe B sebenarnya tidak berbahaya bagi orang dewasa. Bakteri ini hidup di usus, vagina, dan area dubur. Namun, sama seperti bakteri Streptococcus tipe A, bakteri Streptococcus tipe B pun dapat menyebabkan infeksi.
Bakteri Streptococcus tipe B bisa menetap sementara atau dalam waktu yang lama di tubuh orang dewasa. Pola penyebarannya belum dipahami secara pasti, tetapi bakteri ini diketahui tidak menyebar melalui makanan, air, maupun hubungan seksual.
Pada orang dewasa, risiko terserang infeksi bakteri Streptococcus tipe B lebih tinggi jika ada beberapa faktor berikut:
- Berusia di atas 65 tahun
- Menderita kondisi yang mengganggu daya tahan tubuh, seperti kanker, diabetes, atau HIV
- Menderita obesitas, penyakit liver, dan gangguan jantung atau pembuluh darah
Bakteri Streptococcus tipe B juga dapat menimbulkan masalah pada bayi baru lahir. Bakteri ini ditularkan melalui vagina ibu ke bayi pada saat proses persalinan normal. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri Streptococcus tipe B pada bayi meliputi:
- Kelahiran prematur
- Air ketuban sudah pecah 18 jam atau lebih sebelum kelahiran
- Plasenta (ari-ari) atau air ketuban terinfeksi
- Ibu dinyatakan memiliki bakteri ini di dalam tubuh pada akhir masa kehamilan
- Ibu pernah melahirkan anak yang juga terinfeksi Streptococcus B
- Ibu mengalami demam saat persalinan
Gejala Infeksi Streptococcus
Masing-masing tipe Streptococcus dapat menyebabkan penyakit yang berbeda dengan gejala masing-masing yang beragam pula. Berikut ini penjelasannya:
Streptococcus tipe A
Infeksi bakteri Streptococcus tipe A bisa dialami oleh semua kelompok usia. Tergantung pada penyakitnya, infeksi Streptococcus tipe A dapat memunculkan gejala di bawah ini:
Radang tenggorokan:
- Tenggorokan terasa gatal, sakit, dan panas
- Demam
- Sulit menelan atau disfagia
- Tenggorokan serta amandel terlihat merah, bengkak, dan kotor
- Bintik-bintik di langit-langit mulut
- Hilang selera makan
- Lemas
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Demam Scarlet:
- Demam
- Garis-garis merah yang muncul di sekitar ketiak, siku, dan lutut
- Lidah bengkak dan bergelombang
- Terdapat bercak merah, putih, atau kuning di tenggorokan
- Amandel membengkak
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Kulit di sekitar bibir pucat
- Wajah memerah
Demam reumatik:
- Demam
- Kelelahan
- Nyeri sendi
- Sendi kemerahan, membengkak, atau terasa panas
- Gerakan menghentak di tangan, kaki, atau kepala yang terjadi tanpa dikehendaki
- Benjolan kecil dan ruam di kulit
- Nyeri dada dan detak jantung yang cepat
Impetigo:
- Luka seperti kulit melepuh, umumnya di area wajah, yang cepat membesar dan pecah
- Area yang lembap dan basah akibat pecahan lepuhan
- Kerak berwarna coklat keemasan akibat cairan yang mengering
Glomerulonephritis:
- Tekanan darah tinggi
- Urine berwarna kemerahan dan berbusa
- Pembengkakan di wajah, tungkai, dan perut
Streptococcus tipe B
Infeksi bakteri Streptococcus tipe B dapat terjadi pada orang dewasa dan bayi. Pada orang dewasa, bakteri Streptococcus tipe B dapat menyebabkan kondisi berikut:
- Infeksi kulit dan jaringan lunak, yang ditandai dengan area kemerahan yang terasa panas dan nyeri
- Infeksi paru (pneumonia), yang ditandai dengan sesak napas dan batuk
- Infeksi saluran kemih, yang ditandai dengan nyeri saat berkemih, sulit menahan buang air kecil, dan urine keruh
- Meningitis atau radang selaput otak, yang ditandai dengan demam, nyeri kepala, dan kaku pada leher
- Sepsis, yang ditandai dengan demam, menggigil, laju napas cepat dan dangkal, pusing sampai akan pingsan, dan perubahan status mental
Pada bayi, infeksi Streptococcus B dapat terjadi dalam 6 jam, maupun beberapa minggu atau bulan setelah lahir. Gejala umumnya meliputi:
- Demam atau suhu tubuh menurun
- Sulit menyusu
- Ruam
- Tubuh menguning
- Badan lemas
- Kejang
- Tidur terus dan sulit dibangunkan
- Napas mendengkur
- Napas sangat lambat atau sangat cepat
- Detak jantung sangat lambat atau sangat cepat
Kapan harus ke dokter
Beri tahu dokter melalui chat jika mengalami gejala infeksi Streptococcus seperti di atas agar cepat mendapatkan jawaban. Dokter dapat memberikan obat untuk penanganan awal dan memonitor kondisi secara berkala.
Jika kondisi yang terjadi dinilai memerlukan pemeriksaan langsung, dokter dapat memberi rujukan ke rumah sakit atau menyarankan untuk segera ke IGD.
Jika Anda sedang hamil, pemeriksaan Streptococcus tipe B sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 36–37 minggu, terutama jika Anda mengalami infeksi saluran kemih, atau anak sebelumnya mengalami infeksi bakteri Streptococcus tipe B.
Anda bisa mendiskusikan ini lewat Chat Bersama Dokter terlebih dahulu dan dokter dapat merujuk Anda untuk melakukan pemeriksaan yang diperlukan.
Diagnosis Infeksi Streptococcus
Sebelum mendiagnosis infeksi Streptococcus, dokter akan menanyakan gejala yang timbul dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan guna melihat gejala yang tampak secara langsung.
Selanjutnya, dokter akan memastikan jenis infeksi Streptococcus maupun penyakit yang dialami pasien lewat pemeriksaan penunjang, di antaranya:
- Tes darah, untuk melihat tanda-tanda infeksi
- Tes kultur bakteri, dari usap tenggorokan, vagina, maupun dubur, atau dari sampel urine, guna memastikan jenis infeksi Streptococcus
- Lumbal pungsi, untuk memastikan infeksi pada meningitis
- Pemindaian dengan Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk memastikan infeksi pada necrotizing fasciitis atau pneumonia
- Biopsi, untuk memastikan jenis infeksi lewat pengambilan sampel jaringan
Pengobatan Infeksi Streptococcus
Untuk mengatasi infeksi Streptococcus, dokter akan memberikan antibiotik kepada pasien. Antibiotik berguna meredakan gejala sekaligus mencegah penularan infeksi kepada orang lain. Jenis dan dosis antibiotik yang diberikan bisa berbeda-beda, tergantung kondisi pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:
Infeksi Streptococcus tipe A
Untuk mengatasi infeksi Streptococcus tipe A, dokter akan meresepkan antibiotik golongan penisilin, seperti:
- Penicillin
- Amoxicillin
- Sefalosporin
Obat tersebut dapat dikonsumsi dengan diminum. Namun, jika infeksinya berat, obat akan diberikan melalui infus.
Pada pasien yang memiliki alergi terhadap obat penisilin, dokter akan memberikan antibiotik erythromycin atau azithromycin sebagai pengganti. Besarnya dosis yang diberikan juga akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Pada kondisi tertentu, operasi perlu dilakukan untuk mengangkat jaringan tubuh yang mati karena infeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran bakteri di dalam tubuh.
Infeksi Streptococcus tipe B
Infeksi Streptococcus tipe B akan diobati dengan antibiotik penicillin dan ampicillin. Namun, pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap penisilin, dokter dapat memberikan antibiotik berikut:
- Cefazolin
- Clindamycin
- Vancomycin
Ibu hamil yang diduga terinfeksi Streptococcus tipe B akan diberikan antibiotik selama persalinan. Jika belum menjalani pemeriksaan, antibiotik akan diberikan pada kondisi-kondisi berikut:
- Terlihat tanda-tanda persalinan prematur
- Air ketuban telah pecah selama 18 jam atau lebih
- Ibu mengalami demam selama proses melahirkan
Sama seperti penanganan infeksi Streptococcus tipe A, beberapa kondisi akibat infeksi Streptococcus tipe B juga mungkin perlu ditangani dengan operasi. Tindakan operasi bertujuan untuk mengangkat jaringan lunak, kulit, atau tulang yang terinfeksi.
Komplikasi Infeksi Streptococcus
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi Streptococcus tergantung pada tipe infeksi yang diderita. Pada infeksi Streptococcus tipe A, komplikasi tersebut meliputi:
- Pengangkatan amandel
- Kerusakan hati
- Pembentukan abses (kumpulan nanah) di bagian yang terinfeksi
- Kejang
- Kerusakan otak pada anak-anak
Untuk infeksi Streptococcus tipe B, komplikasi yang mungkin muncul tergantung pada usia dan kondisi kesehatan penderita. Pada infeksi yang berat, bayi dapat mengalami sepsis, pneumonia, dan meningitis yang berisiko menyebabkan kematian.
Pada beberapa bayi, komplikasi jangka panjang dapat terjadi, seperti:
- Tuli
- Buta
- Gangguan perkembangan
Sementara itu, komplikasi yang dapat timbul pada ibu hamil adalah:
- Infeksi uterus dan plasenta
- Kelahiran prematur
- Kematian janin
- Keguguran
Pencegahan Infeksi Streptococcus
Pencegahan infeksi Streptococcus Streptococcus tipe A dapat dilakukan dengan menghindari risiko terjadinya penularan, seperti:
- Mencuci tangan setelah beraktivitas
- Tidak berbagi pakai peralatan makan, seperti sendok, piring, atau gelas
- Menggunakan masker, terutama ketika sedang sakit atau berada di sekitar orang yang sedang sakit
- Membersihkan barang-barang yang mungkin terkontaminasi
Untuk mencegah infeksi Streptococcus tipe B pada bayi baru lahir, ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan bakteri sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Segera hubungi dokter jika muncul tanda-tanda infeksi Streptococcus.