Jatuh cinta kerap diterjemahkan sebagai perasaan bahagia. Dalam pernikahan, perasaan cinta harus terus dipupuk, karena cinta yang hadir dalam hubungan yang sehat dapat memberikan manfaat kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Sejumlah penelitian mengungkapkan adanya keterkaitan antara perasaan cinta dan kondisi kesehatan. Perasaan jatuh cinta dalam sebuah hubungan yang sehat, turut berdampak positif bagi kesehatan. Sebaliknya, hubungan yang tidak sehat juga dapat memicu berbagai gangguan fisik maupun emosional.
Oleh karena itu, penting untuk selalu memelihara hubungan cinta dengan menenamkan rasa saling percaya, mengutamakan kejujuran, menjaga komitmen, serta tetap menghargai dan melindungi satu sama lain. Melalui hubungan yang baik, Anda bisa mendapatkan berbagai manfaat jatuh cinta.
Efek Jatuh Cinta bagi Kesehatan Mental
Jatuh cinta dapat memicu pelepasan hormon dopamin di otak. Dopamin adalah senyawa kimia yang menciptakan perasaan senang dan dihargai. Tak hanya itu, jatuh cinta juga memicu pelepasan oksitosin, hormon yang dijuluki sebagai hormon cinta.
Oksitosin dapat meningkatkan ikatan emosional, menimbulkan perasaan nyaman, serta menanamkan rasa setia dan percaya pada pasangan. Efek oksitosin bisa dirasakan lebih kuat setelah bersentuhan, berciuman, atau berhubungan seksual. Hal inilah yang akhirnya berkontribusi terhadap kelanggengan hubungan.
Berkat peran dopamin dan oksitosin, pasangan yang berada dalam pernikahan yang sehat, memiliki tingkat stres yang lebih rendah sehingga risiko terjadinya depresi pun menurun.
Efek Jatuh Cinta bagi Kesehatan Fisik
Suatu penelitian mengungkapkan bahwa orang yang menjalani pernikahan dengan baik dan harmonis cenderung memiliki kondisi kesehatan yang baik pula, sehingga frekuensi perawatan di rumah sakit atau kunjungan ke dokter jadi berkurang.
Hal ini kemungkinan didorong oleh perhatian dan motivasi dari pasangan untuk hidup lebih sehat, seperti menjalani pola makan sehat dan bergizi seimbang.
Jatuh cinta, sentuhan fisik, dan menjalani pernikahan yang bahagia juga ikut berkontribusi pada kestabilan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang menikah dan bahagia memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke, dibandingkan mereka yang tidak menikah.
Pada akhirnya, kehidupan pernikahan yang bahagia diduga bisa membuat Anda berumur lebih panjang, karena merasa dicintai dan terhubung dengan orang-orang terkasih.
Memelihara perasaan jatuh cinta, apalagi jika pernikahan sudah berlangsung lama memang tidak mudah. Jika kehidupan pernikahan mulai terasa hambar, Anda bisa menghidupkan kembali api cinta dimulai dari hal kecil.
Misalnya, dengan menyatakan cinta setiap hari atau meluangkan waktu setiap akhir pekan untuk berkencan tanpa anak-anak.
Pernikahan tidak selalu berjalan mulus. Namun, dengan keterbukaan komunikasi dan kejujuran, Anda dapat bekerja sama dengan pasangan dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Jika terdapat masalah yang sulit diselesaikan bersama pasangan, jangan ragu untuk menjalani konseling pernikahan atau berkonsultasi dengan psikolog guna mengetahui solusinya.