Ulkus diabetikum ditandai oleh gejala khas berupa luka yang sulit sembuh dan tidak terasa nyeri. Kondisi ini dapat terjadi pada penderita diabetes dengan tingkat keseriusan luka yang beragam, mulai dari luka gores hingga adanya kematian jaringan tubuh.
Ulkus diabetikum adalah luka terbuka yang umumnya terjadi di bagian yang menahan beban tubuh, seperti telapak atau jempol kaki. Kondisi ini dipicu oleh sirkulasi darah yang buruk dan penurunan fungsi saraf akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol pada penderita diabetes.
Apabila tidak ditangani dengan baik, luka terbuka pada ulkus diabetikum ini dapat mengalami perburukan atau komplikasi, seperti infeksi, bahkan pembusukan jaringan yang berujung amputasi.
Mekanisme Terbentuknya Ulkus Diabetikum
Ulkus diabetikum biasanya terjadi pada penderita diabetes yang tidak mendapat pengobatan atau kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan baik. Akibatnya, luka yang dimiliki penderitanya sukar sembuh.
Berikut ini adalah penjelasan dari penyebab terbentuknya ulkus diabetikum:
Tahap I: kadar gula darah tinggi
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan rusaknya lapisan pembuluh darah sehingga aliran darah ke bagian tubuh tertentu, salah satunya ke bagian kaki, dapat terganggu.
Tahap II: sirkulasi darah buruk
Sirkulasi darah yang buruk bisa menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen tidak sampai ke jaringan, termasuk jaringan saraf dan kulit.
Tahap III: kerusakan saraf
Kerusakan jaringan saraf menyebabkan penurunan sensasi nyeri, terasa panas, bahkan mati rasa pada kulit. Kondisi ini menjadi awal terbentuknya luka kecil yang sering kali tidak disadari oleh penderita diabetes.
Tahap IV: terbentuknya ulkus
Seiring waktu, luka yang awalnya kecil bisa makin membesar dan menjadi ulkus. Tidak jarang luka terbuka ini disertai dengan keluarnya cairan berbau tidak sedap.
Tanda Khas Ulkus Diabetikum
Berbeda dengan beberapa jenis ulkus lainnya, ulkus diabetikum memiliki beberapa ciri khas, seperti:
1. Luka tidak kunjung sembuh
Kadar gula darah yang tinggi ditambah dengan buruknya sirkulasi darah membuat luka yang dialami oleh penderita diabetes sulit sembuh, bahkan dapat menimbulkan infeksi hingga kematian jaringan.
2. Luka tidak terasa nyeri
Ulkus diabetikum juga dikenal sebagai ulkus neuropati. Kondisi ini berkaitan dengan kerusakan sel saraf, terutama di bagian ujung tubuh seperti kaki dan tangan, yang mengakibatkan penderitanya mengalami mati rasa sehingga luka tidak terasa nyeri.
4. Luka cepat memburuk
Pada kasus ulkus diabetikum, penanganan medis sering kali terlambat diberikan, karena tidak adanya keluhan sakit pada luka. Akhirnya, luka makin cepat memburuk, bahkan jaringan di sekitar luka sudah mengalami kematian.
Derajat Keparahan Luka Ulkus Diabetikum
Ulkus diabetikum memiliki beberapa derajat keseriusan luka yang ditentukan oleh tingkat kedalaman dan luasnya jaringan mati. Pada tahap awal, luka biasanya masih berupa kapalan atau luka gores.
Berdasarkan klasifikasi ulkus diabetikum Wagner-Meggitt, tingkat keseriusan luka terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
Tahap 1 : Kedalaman luka sebatas di permukaan kulit, atau area jaringan subkutan
Tahap 2 : Kedalaman luka mulai mencapai ligamen, otot dan tendon
Tahap 3 : Kedalaman luka sudah mencapai tulang
Tahap 4 : Kematian jaringan mulai terjadi di bagian kaki tertentu, seperti tumit atau jempol kaki
Tahap 5 : Kematian jaringan meluas hingga ke seluruh kaki
Jika luka yang dialami masih berada pada tahap awal, dokter akan menyarankan untuk melakukan beberapa langkah perawatan kaki, seperti membersihkan luka setiap hari, menutup luka dengan perban, dan menggunakan alas kaki khusus untuk mengurangi tekanan dan iritasi pada luka di kaki.
Namun, apabila luka telah menunjukan tanda-tanda infeksi, dokter akan memberikan obat antibiotik. Sementara itu, jika luka telah sampai pada tahap kematian jaringan, amputasi bisa menjadi pilihan terakhir yang dilakukan untuk mencegah komplikasi serius.
Setiap penderita diabetes memang berisiko menderita ulkus diabetikum, tetapi hal ini dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kaki secara berkala untuk memastikan kaki dalam kondisi sehat dan tidak ada luka.
Selain itu, penderita diabetes harus selalu mengontrol kadar gula darah dengan menerapkan pola hidup sehat, menghindari konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi, serta rutin memeriksakan diri ke dokter dan mengonsumsi obat antidiabetes.
Apabila Anda menderita diabetes dan memiliki luka terbuka dengan tanda-tanda ulkus diabetikum, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapat penanganan sesuai derajat keparahannya dan mencegah luka bertambah parah.