Obat relaksan otot atau muscle relaxant adalah kelompok obat untuk meredakan nyeri dan kaku otot akibat kejang otot atau spastik otot. Obat-obat di dalam golongan ini bisa digunakan dalam penanganan nyeri punggung, fibromyalgia, atau multiple sclerosis.
Obat yang termasuk muscle relaxant atau obat pelemas otot bekerja dengan cara menghambat hantaran sinyal saraf. Penghambatan ini bisa terjadi di otak atau sistem saraf pusat, bisa juga langsung di otot.
Beberapa kondisi dan penyakit penyebab kejang otot yang bisa diobati oleh obat golongan pelemas otot adalah sebagai berikut:
- Multiple sclerosis
- Cedera, termasuk cedera di leher (whiplash injury) atau atau cedera saraf tulang belakang
- Cerebral palsy
- Nyeri punggung
- Fibromyalgia
- Penyakit saraf motorik
- Tension headache
Jenis Muscle Relaxant
Muscle relaxant dapat dibagi dalam tiga golongan berdasarkan area yang dipengaruhi. Berikut adalah penjelasannya:
1. Relaksan otot kerangka (skeletal muscle relaxants)
Relaksan otot kerangka digunakan untuk mengurangi ketegangan otot. Obat ini terbagi dalam dua jenis, yaitu:
- Pelemas otot sentral, yaitu pelemas otot yang bekerja di otak atau sumsum tulang belakang
- Pelemas otot perifer, yaitu pelemas otot yang bekerja pada serabut saraf
2. Agen penghambat neuromuskuler (neuromuscular blocking agents)
Agen penghambat neuromuskuler digunakan untuk membuat otot lumpuh sementara. Obat ini digunakan sebagai tambahan dalam prosedur bius saat operasi, dengan syarat pernapasan dibantu oleh mesin ventilator. Obat ini bekerja dengan menghambat senyawa kimia penghantar pesan antarsel (neurotransmitter).
3. Relaksan otot kerangka kombinasi (skeletal muscle relaxant combination)
Relaksan otot kerangka kombinasi berisi campuran pelemas otot dan obat tertentu, misalnya obat nyeri. Pelemas otot mengurangi ketegangan otot dengan cara menghambat rangsangan di saraf, sedangkan obat nyeri meredakan rasa nyeri pada otot.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Muscle Relaxant
Obat pelemas otot hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Dosis muscle relaxant yang diberikan dokter umumnya tergantung pada jenis dan bentuk obat, serta usia dan kondisi pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:
Baclofen
Bentuk sediaan: Kaplet dan tablet
Merek dagang: Falcofen, Lioresal
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat baclofen.
Chlorzoxazone
Bentuk sediaan: Tablet
Merek dagang: Solaxin
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat chlorzoxazone.
Diazepam
Bentuk sediaan: Kaplet, tablet, sirup, injeksi, supositoria
Merek dagang: Analsik, Metaneuron, Neurindo, Neuroval, Potensik, Opineuron, Proneuron, Stesolid, Trazep, Valdimex, Valisanbe, Valium
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat diazepam.
Eperisone
Bentuk sediaan: Tablet salut selaput
Merek dagang: Eperisone Hydrochloride, Myori, Gasogal, Myonep, Myoman, Forres, Relaxon, Rizonax, Myobat, Plexion, Simnal, Epesone, Eperisone HCl, Forelax, Eprinoc, Perilax, Estalex, Esprigen, Permyo
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat eperisone.
Tizanidine
Bentuk sediaan: Tablet
Merek dagang: Myores, Phardex tablet, Sirdalud, Tizacom, Tizanidine Hydrochloride, Zitanid
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tizanidine.
Rocuronium
Bentuk sediaan: Cairan
Merek dagang: Belnium, Esmeron, Fironium, Kabiroc, Rocufar, Roculax, Rocum, Rocuronium Bromide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat rocuronium.
Peringatan Sebelum Menggunakan Muscle Relaxant
Muscle relaxant hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Sebelum mengonsumsi obat ini, perhatikan beberapa hal berikut:
- Jangan menggunakan muscle relaxant jika Anda alergi terhadap obat-obatan golongan tersebut.
- Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang menderita diabetes, epilepsi, gangguan otak, penyakit liver, penyakit jantung, penyakit pada sistem saraf, tukak lambung, gangguan mental, penyakit paru-paru, atau sleep apnea.
- Beri tahu dokter jika Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi saat menggunakan obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau obat herbal.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Jangan melakukan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan setelah mengonsumsi obat pelemas otot karena obat ini dapat menyebabkan kantuk.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan obat muscle relaxant.
- Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan muscle relaxant.
Efek Samping dan Bahaya Muscle Relaxant
Efek samping dari penggunaan muscle relaxant dapat bervariasi, tergantung pada jenis obat yang digunakan dan kondisi pasien. Secara umum, ada beberapa efek samping yang bisa timbul setelah penggunaan relaksan otot, antara lain:
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau justru memberat. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, seperti pembengkakan wajah, biduran, kulit terasa gatal, dan kesulitan bernapas.