Penyebab BAB berbusa kerap dikaitkan dengan konsumsi makanan tertentu atau pengobatan yang sedang dijalani. Namun, munculnya busa pada tinja juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu mendapatkan penanganan medis segera.
Perubahan ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tinja dapat menjadi petunjuk penting untuk mengidentifikasi berbagai penyakit. Salah satu perubahan yang terjadi adalah adanya busa pada tinja ketika buang air besar atau BAB.
BAB berbusa terjadi ketika terlalu banyak kandungan lemak atau lendir pada tinja. Kondisi ini umumnya berfungsi untuk melancarkan keluarnya tinja dan melindungi usus. Namun, terlalu banyak lendir pada tinja dapat menjadi tanda adanya perubahan pada sistem pencernaan yang mengarah pada penyakit tertentu.
Penyebab BAB Berbusa
Dalam istilah medis, lemak yang terlalu banyak pada tinja disebut dengan steatorea. Kondisi ini bisa menjadi tanda malabsorbsi lemak, yaitu lemak tidak dicerna dan tidak terserap dengan baik. Steatorea umumnya ditandai dengan tinja berminyak, tampak pucat atau seperti lumpur, serta berbau busuk dan lembek.
Selain malabsorbsi lemak, BAB berbusa atau berlendir yang terlalu banyak pada tinja bisa menjadi pertanda adanya gangguan dalam sistem pencernaan, seperti:
1. Keracunan makanan
Selain gejala yang mirip dengan flu perut, keracunan makanan juga bisa menyebabkan tinja menjadi berlendir. Tanda dan gejala keracunan makanan dapat muncul beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
2. Infeksi bakteri
Bakteri Clostridium difficile bisa menyebabkan diare berat disertai dengan tinja yang berlendir dan berbau busuk. Infeksi bakteri lain, misalnya pada penyakit disentri, juga bisa menyebabkan tinja berlendir.
3. Giardiasis
Giardiasis adalah infeksi parasit Giardia lamblia yang menimbulkan peradangan pada saluran cerna. Infeksi ini dapat disebabkan dari konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi parasit tersebut.
Gejalanya meliputi diare, perut kembung, BAB berbusa atau tinja tampak berminyak, mual dan nyeri perut, serta demam. Pengobatannya adalah dengan pemberian antibiotik dari dokter dan menjaga kebutuhan cairan tubuh agar tidak mengalami dehidrasi.
4. Penyakit radang usus
Penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, merupakan kondisi yang dapat menyebabkan usus terluka. Selain diare dan nyeri perut, kondisi ini dapat menyebabkan tinja berbusa, bernanah, bahkan berdarah.
5. Proktitis
Proktitis merupakan peradangan pada bagian bawah usus besar atau rektum. Radang usus dan penyakit menular seksual bisa menjadi penyebabnya. Proktitis juga merupakan efek samping dari terapi radiasi untuk kanker, khususnya terapi radiasi yang diarahkan ke rektum atau sekitarnya, seperti terapi kanker prostat.
6. Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah kondisi akibat masalah sistem kekebalan tubuh yang bereaksi ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Penyakit ini juga menyebabkan malabsorbsi lemak dan memicu BAB berbusa.
Selain beragam penyakit di atas, BAB berbusa juga bisa menjadi gejala beberapa penyakit, seperti pankreatitis, cystic fibrosis, dan abses atau fistula di bagian anus.
Kendati BAB berbusa biasanya bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau beberapa minggu, tetapi Anda tetap perlu waspada jika BAB berbusa disertai tinja berdarah, diare lebih dari 2 hari atau lebih dari 1 hari pada anak-anak, demam, atau nyeri perut yang parah.
Segeralah periksakan diri Anda ke dokter, apabila BAB berbusa disertai dengan salah satu atau berbagai gejala di atas. Dengan begitu, penanganan dapat segera dilakukan sesuai dengan penyebab BAB berbusa.