Memiliki self acceptance bisa membuat hidup menjadi lebih positif dan bahagia. Meski ada banyak tantangan untuk membangunnya, bukan berarti sikap ini mustahil untuk dicapai. Yuk, baca artikel ini sampai habis untuk tahu manfaat, karakteristik, dan cara membangun self acceptance.
Self acceptance atau sikap penerimaan diri adalah kondisi ketika seseorang sudah mengetahui serta menerima kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam dirinya. Kedengarannya sih cukup sederhana, ya. Namun, nggak semua orang berhasil mempraktikkannya.
Trauma masa lalu, pernah atau sedang mengalami imposter syndrome, atau punya tuntutan untuk mewujudkan ekspektasi orang lain, seperti good girl syndrome, bisa membuat seorang kesulitan mencapai self acceptance.
Karakteristik dan Manfaat Self Acceptance
Seseorang yang sudah mengalami self acceptance memiliki karakteristik di bawah ini:
- Mengetahui nilai dan kemampuan diri (self sense)
- Mampu menerima hal-hal yang dikuasai dan tahu keterbatasan dirinya
- Memiliki ekspektasi yang realistis
- Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri
- Mau menerima kritik
- Melakukan positive self-talk
- Memiliki sikap asertif dan tidak menjadi people pleaser
- Tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain
Sering kali, self acceptance disamakan dengan self esteem. Padahal, keduanya punya cangkupan yang berbeda. Ibaratnya, self esteem adalah bahan bakar, sedangkan self acceptance berperan sebagai mesin yang mengolah bahan bakar tersebut.
Jadi, ketika orang bisa menerapkan self acceptance, pastinya orang tersebut sudah memiliki self esteem yang baik. Mereka pun mampu menghargai dan mencintai dirinya sendiri.
Penerimaan diri membuat seseorang merasa hidupnya lebih sejahtera dan bahagia. Perasaan ini akhirnya dapat menurunkan risiko terkena penyakit mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Selain itu, seorang dengan self acceptance biasanya punya aura positif yang membuat orang lain nyaman dan betah menjalin hubungan baik dengannya.
Cara untuk Memiliki Self Acceptance
Sebelum menerapkan langkah penerimaan diri, buat tekad dan komitmen yang kuat dahulu, ya. Bila sudah memiliki kedua hal tersebut, yuk terapkan langkah berikut ini untuk mewujudkan self acceptance:
1. Maafkan diri sendiri
Bayang-bayang kesalahan dan penyesalan bisa menghambatmu untuk mencapai self acceptance. Jadi, coba deh mulai memaafkan diri sendiri. Memaafkan diri sendiri bukan berarti melupakan atau mengabaikan kesalahan yang lalu, tetapi menerima keadaan, bertanggung jawab, dan memberi izin diri sendiri untuk berubah.
2. Kenali kelebihan dan kekurangan
Bagaimana bisa kamu mencapai self acceptance kalau kamu tidak tahu apa saja kelebihan dan kekuranganmu? Jadi, cobalah kenali apa saja kelebihan dan kekurangan dirimu. Dengan mengetahuinya, kamu akan bisa mengasah kelebihanmu serta mempelajari hal-hal baru untuk memperbaiki kekuranganmu.
3. Fokus pada hal-hal baik
Bila sudah menemukan sisi baik dan buruk dari diri sendiri, jangan malah membandingkan dengan orang lain, ya. Fokuslah pada hal-hal baik.
Untuk membantumu menemukan hal-hal baik, kamu bisa membiasakan diri untuk menyebutkan 5 hal baik yang membuatmu bersyukur atau mencatat hal-hal baik yang ada di sekitarmu di dalam jurnal sebelum tidur.
Kalau kamu suka memikirkan perasaan atau mendahulukan orang lain, sekarang lakukan hal tersebut kepada diri sendiri. Memiliki welas asih kepada diri sendiri dapat membuatmu lebih bisa menerima dan menghargai diri, serta tidak menyalahkan diri sendiri.
5. Meditasi
Salah satu jenis meditasi yang dapat kamu lakukan untuk membentuk self acceptance adalah meditasi metta atau meditasi cinta kasih. Cara melakukannya tidak jauh berbeda dengan meditasi pada umumnya. Namun, meditasi dibarengi dengan mengucapkan afirmasi positif.
Mewujudkan self acceptance memerlukan waktu yang tidak sebentar. Jadi, bersabarlah dan tetap lakukan cara-cara di atas dengan konsisten, ya. Kalau bukan kamu, siapa lagi yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri?
Kalau kamu merasa tidak mampu melakukan penerimaan diri hingga membuatmu sulit beraktivitas, kurang tidur, tidak nafsu makan, atau hubungan dengan orang lain rusak, jangan ragu meminta bantuan ke psikolog, ya.