Selain untuk anak, vaksin polio juga bisa diberikan pada orang dewasa, terutama mereka yang berisiko terinfeksi penyakit ini. Vaksin polio untuk dewasa merupakan cara terbaik untuk mencegah polio, mengingat pengobatan penyakit ini belum ditemukan.
Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan kelemahan otot hingga kelumpuhan.
Pada beberapa kasus, polio dapat menyerang otot pernapasan dan menyebabkan gagal napas. Oleh karena itu, polio tergolong penyakit yang dapat mengancam jiwa.
Agar terhindar dari penyakit ini, mendapatkan vaksin polio untuk dewasa maupun anak-anak harus dilakukan. Vaksin polio untuk dewasa dapat diberikan dalam kondisi tertentu, seperti belum mendapatkan vaksin atau status vaksinnya tidak lengkap.
Indikasi Vaksin Polio untuk Dewasa
Vaksin polio secara aktif membentuk kekebalan tubuh untuk melawan virus penyebab polio pada anak-anak maupun orang dewasa. Imunisasi polio direkomendasikan pada bayi usia 6 minggu hingga remaja usia 18 tahun.
Sementara itu, vaksin polio bisa diberikan pada orang dewasa dengan beberapa kondisi berikut ini:
- Belum pernah mendapatkan vaksin polio atau dosis vaksin polio sebelumnya tidak lengkap
- Tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi polio
- Melakukan perjalanan ke negara yang rawan penularan polio
- Bekerja di fasilitas kesehatan dan laboratorium
Jenis Vaksin Polio
Terdapat 2 jenis vaksin polio, yaitu inactivated polio vaccine (IPV) dan oral polio vaccine (OPV). IPV menggunakan poliovirus mati, sedangkan OPV menggunakan poliovirus hidup yang dilemahkan.
OPV diberikan dengan cara diteteskan di mulut. Vaksin ini masih digunakan karena harganya murah dan relatif lebih efektif mencegah polio daripada IPV. Sementara itu, IPV diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam otot.
Dosis Vaksin Polio untuk Dewasa
Orang dewasa dengan risiko tinggi terkena polio mendapatkan 1–3 dosis IPV, tergantung pada riwayat vaksin polio sebelumnya.
Jika Anda belum pernah mendapatkan vaksin polio, pernah mendapatkan vaksin polio tapi tidak lengkap, atau tidak tahu apakah sudah mendapatkan vaksin polio atau belum, maka 2 dosis pertama diberikan dengan jarak 4–8 minggu dan dosis ketiga berjarak 6 bulan setelah dosis kedua.
Orang dewasa yang telah mendapatkan vaksin polio lengkap semasa kanak-kanak dan akan bepergian ke negara yang rawan polio atau negara yang mensyaratkan vaksin polio untuk masuk ke negara tersebut, bisa mendapatkan 1 kali dosis IPV sebagai booster dalam jarak 4 minggu sebelum tanggal keberangkatan.
Efek Samping Vaksin Polio
Vaksin polio untuk dewasa sebaiknya tidak diberikan pada orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah akibat vaksin ini. Oleh karena itu, sebelum melakukan vaksinasi, Anda harus memberi tahu dokter mengenai efek samping yang muncul setelah vaksinasi polio sebelumnya.
Meskipun jarang terjadi, vaksin polio untuk dewasa juga dapat menyebabkan efek samping berupa:
- Nyeri, bengkak (benjol kecil), atau kemerahan pada lokasi suntikan
- Demam ringan
- Nyeri sendi
- Pusing
- Muntah
Jika mengalami nyeri setelah melakukan vaksin, Anda dapat mengompres dingin lokasi suntikan untuk mengurangi nyeri. Obat pereda demam, seperti paracetamol, juga dapat dikonsumsi untuk menurunkan suhu tubuh, serta mengurangi nyeri sendi atau pusing.
Segera hubungi dokter apabila muncul efek samping yang berat, seperti sesak napas, jantung berdebar, lemas, atau pingsan, setelah mendapatkan vaksin. Konsultasikan juga dengan dokter mengenai perlu tidaknya Anda mendapatkan vaksin polio untuk dewasa, serta waktu yang tepat untuk vaksinasi.
Ditulis oleh:
dr. Meristika Yuliana Dewi