Penyebab insomnia bisa bervariasi, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah berbagai penyebab insomnia berdasarkan jenisnya:
Insomnia Primer
Insomnia primer dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab insomnia primer adalah hal-hal yang memicu stres, misalnya masalah dalam pekerjaan atau keuangan. Stres juga bisa disebabkan oleh peristiwa duka, seperti kehilangan orang yang dicintai.
Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan insomnia primer antara lain:
- Kebiasaan buruk yang dilakukan sebelum tidur, seperti makan terlalu banyak, menggunakan komputer atau smartphone, dan menonton televisi
- Faktor lingkungan, seperti suara bising, lampu yang terlalu terang, suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas
- Jadwal tidur yang tidak teratur, misalnya karena pergantian jam kerja atau telah tidur sore atau siang dalam durasi yang lama
- Jet lag
Insomnia Sekunder
Sejumlah penyakit atau kondisi medis yang dapat menyebabkan insomnia sekunder meliputi:
1. Gangguan psikis, seperti:
- Gangguan kecemasan
- Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
- Gangguan bipolar
- Depresi
2. Kondisi yang menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat malam hari, antara lain:
- Gangguan hormon, seperti hipertiroidisme, yang menyebabkan jantung berdebar bahkan saat istirahat, atau wanita yang sudah menopause yang menyebabkan badan terasa panas pada malam hari
- Gangguan otot dan sendi, misalnya radang sendi (artritis) dan fibromyalgia, yang menyebabkan nyeri
- Gangguan berkemih, akibat pembesaran prostat atau diabetes, yang menyebabkan bolak-balik ke kamar mandi pada malam hari
- Gangguan pencernaan, misalnya GERD, yang menyebabkan perut terasa panas dan penuh saat berbaring
- Gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis, yang dapat menyebabkan kecemasan karena sulit bernapas
3. Gangguan kesehatan lain, meliputi:
- Gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson atau penyakit Alzheimer, yang menimbulkan gangguan pada zat kimia otak yang mengendalikan rasa kantuk dan tidur
- Gangguan tidur, seperti restless leg syndrome dan sleep apnea, yang menyebabkan penderita terbangun berkali-kali pada malam hari
4. Pola hidup pasien yang tidak sehat, seperti:
- Merokok
- Menyalahgunakan NAPZA
- Mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan
5. Konsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan gangguan tidur, misalnya:
- Antidepresan, seperti fluoxetine dan protriptyline
- Obat asma, seperti teofilin
- Obat dekongestan
- Obat tekanan darah tinggi, seperti penghambat beta
- Obat yang mengandung kafein, seperti obat alergi dan obat pereda nyeri
- Obat stimulan, misalnya methylphenidate untuk menangani gangguan hiperaktif (ADHD) atau modafinil untuk menangani narkolepsi.
Faktor Risiko Insomnia
Insomnia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
- Jenis kelamin wanita
Perubahan hormon selama menstruasi dan ketika menopause bisa mengganggu pola tidur. Selain itu, insomnia juga sering terjadi selama masa kehamilan. - Usia di atas 60 tahun
Kondisi kesehatan dan pola tidur dapat berubah seiring pertambahan usia sehingga meningkatkan risiko insomnia. - Kondisi medis
Risiko insomnia makin tinggi pada orang yang menderita gangguan kesehatan, baik fisik maupun mental, terutama yang sudah berlangsung lama (kronis). - Perubahan jadwal aktivitas
Jadwal kegiatan yang berganti-ganti dapat mengganggu pola tidur, misalnya akibat pergantian jadwal dalam bekerja. - Stres
Stres ringan dapat menyebabkan insomnia sementara. Makin berat dan lama stres yang dirasakan, risiko terjadinya insomnia kronis akan makin tinggi. Sebagai contoh, banyak orang yang mengalami stres akibat pandemi COVID-19 dan perubahan yang terjadi karena kondisi ini.