Berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Selain dua jenis tersebut, sebagian orang bisa mengalami transient ischemic attack (TIA) atau dikenal dengan stroke ringan. Berikut adalah penjelasannya:
Stroke iskemik
Stroke iskemik (iskemia) adalah jenis yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak tersumbat sehingga aliran darah ke otak berkurang. Stroke iskemik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:
-
Stroke trombotik
Stroke trombotik disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah di salah satu pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak. Kondisi ini terjadi akibat timbunan lemak atau plak yang menumpuk di arteri (aterosklerosis).
-
Stroke embolik
Stroke embolik terjadi ketika gumpalan darah (embolus) yang terbentuk di organ tubuh lain mengalir ke pembuluh darah yang menuju otak. Gumpalan darah tersebut umumnya berasal dari jantung. Stroke embolik sering disebabkan oleh gangguan irama jantung, misalnya atrial fibrilasi.
Menurut beberapa studi, penyakit COVID-19 meningkatkan risiko seseorang terkena stroke iskemik. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1–3% penderita COVID-19 yang mengalami gejala berat dan perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sebagian besar penderitanya juga memiliki riwayat penyakit, seperti hipertensi dan diabetes.
Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut:
- Hipertensi yang tidak terkendali
- Aneurisma otak
- Pengobatan dengan obat pengencer darah (antikoagulan)
- Penumpukan protein di dinding pembuluh darah (angiopati amiloid serebral)
- Cedera kepala, misalnya akibat kecelakaan mobil
- Stroke iskemik yang berkembang menjadi perdarahan otak
- Malformasi arteri vena
Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid. Berikut adalah penjelasannya:
-
Perdarahan intraserebral
Jenis stroke hemoragik ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah sehingga darah mengalir ke jaringan otak dan merusak sel otak.
-
Perdarahan subarachnoid
Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri yang berada dekat permukaan otak pecah sehingga darah mengalir ke rongga subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang tengkorak.
Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA atau stroke ringan adalah kondisi ketika suplai darah ke otak menurun untuk sementara waktu akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. TIA memiliki gejala yang serupa dengan jenis stroke lain, tetapi berlangsung singkat dan dapat hilang dalam hitungan menit atau jam.
Meski berlangsung singkat, TIA perlu diwaspadai karena kondisi ini bisa menjadi peringatan bahwa penderitanya mungkin mengalami stroke yang lebih parah di kemudian hari.
Faktor Risiko Stroke
Stroke dapat dialami oleh siapa saja, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami stroke.
Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko stroke adalah:
- Hipertensi
- Diabetes
- Kolesterol tinggi atau dislipidemia
- Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia
- Kelainan darah yang meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh darah, seperti anemia sel sabit, kelebihan kadar trombosit, polisitemia vera, atau trombofilia
- Sleep apnea
- Riwayat TIA atau serangan jantung
- COVID-19
Selain itu, ada beberapa perilaku atau kondisi tertentu yang juga bisa meningkatkan risiko terkena stroke, antara lain:
- Merokok
- Menderita obesitas
- Menggunakan obat-obatan terlarang
- Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga
- Kecanduan alkohol
Selain faktor-faktor di atas, stroke juga dipicu oleh kondisi lain, seperti:
- Riwayat stroke atau darah tinggi dalam keluarga
- Usia lebih dari 55 tahun
- Jenis kelamin perempuan
- Perubahan hormon akibat penggunaan pil KB atau terapi hormon